Rabu, 17 Oktober 2012

ASKEP GADAR PERDARAHAN


Definisi  
 Perdarahan terjadi jika pembuluh darah putus atau pecah. 
 Perdarahan luar 
 Perdarahan dalam 
 Perdarahan hebat, dapat membahayakan shock hipovolemik  
 Klafisikasi : perdarahan kapiler, perdarahan arteri, perdarahan vena.

Asuhan Keperawatan 
Pengkajian 
  • Pengkajian ABCD, pucat, kulit dingin dan lembab, tekanan darah turun, nadi cepat tapi lemah, nafas dalam dan cepat, menurunnya produksi urine.
  • Diagnosa keperawatan 
  • Kurang volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan darah aktif. 
  • Penurunan kardiak output berhubungan dengan penurunan preload, kehilangan darah. 
  • Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan kehilangan darah.
  • Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan perfusi otak. 
  • Tujuan keperawatan  
     Mengontrol perdarahan. 
     Mempertahankan volume darah sirkulasiadekuat untuk oksigenasi. 
     Mencegah shock. 


    Penatalaksanaan kedaruratan  
    Potong baju pasien untuk mengidentifikasi area perdarahan dan lakukan pengkajian fisik dengan cepat. 
     Beri penekanan pada area perdarahan. 
    • Penekanan langsung 
    Tekan langsung area perdarahan dengan telapak tangan atau menggunakan pembalut atau kainyang bersih selama kurang lebih 15 menit, dan pasang balutan tekanan kuat. 
    • Penekanan arteri  
    Penekanan dilakukan pada ujung arteri yang sesuai (ujung dimana arteri ditekan melawan tulang yang berada dibawahnya). 
    Enam titik utama penekanan  
     Arteri temporalis : pada daerah depan masing-masing telinga dan dapat ditekan pada tulang tengkorak. 
     Arteri fasialis : terletak dibawah dagu dan 2,5 cm sebelah dalam dagu. 
     Arteri karotis komunis : pada sisi samping trachea. Saat dilakukan tekanan observasi pernapasan pasien dan tidak boleh pada kedua arteri karotis dalam waktu bersamaan. 
     Arteri subklavia : terletak dibawah kedua sisi klavikula (tulang collar). Penekanan harus dilakukan pada posisi melintang dibelakang dan kira – kira setengah panjang klavikula. 
     Arteri brakhialis : pada pertengahan antara siku dan bahu, terletak pada daerah yang lebih dalam dari lengan atas antara otot biseps dan triseps. 
     Arteri femoralis : dapat dirasakan pada lipat paha.  
    • Torniket  
     Pemasanagan torniket pada ekstremitas hanya sebagai upaya terakhir ketika perdarahan tidak dapat dikontrol dengan metode lain.
     Torniket dipasang tepat proksimal dengan luka ; torniket cukup kencang untuk mengontrol aliran darah arteri. 
     Berikan tanda pada kulit pasien dengan pulpen atau plester dengan tanda T, menyatakan lokasi dan waktu pemasangan torniket. 
     Longgarkan torniket sesuai petunjuk untuk mencegah kerusakan vascular atau neurologik. Bila sudah tidak ada perdarahan arteri, lepasakan torniket dan coba lagi balut dengan tekanan. 
     Pada kejadian amputasi traumatic, jangan lepaskan torniket sampai pasien masuk ruang operasi. 
     Tinggikan atau elevasikan bagian yang luka untuk memperlambat mengalirnya darah. 
     Baringkan korban untuk mengurangi derasnya darah keluar. 
     Berikan cairan pengganti sesuai saran, meliputi cairan elektrolit isotonic, plasma atau protein plasma, atau terapi komponen darah (bergantung perkiraan tipe dan volume cairan yang hilang). 
    • Darah segar diberikan bila ada kehilangan darah massif. 
    • Tamabahan trombosit dan factor pembekuan darah diberikan ketika jumlah darah yang besar diperlukan karena darah penggantian kekurangan factor pembekuan. 
     Lakukan pemeriksaan darah arteri untuk menentukan gas darah dan memantau tekanan hemodinamik. 
     Awasi tanda – tanda shock atau gagal jantung karena hipovolemia dan anoksia. 


    REFERENSI  
    Brunner and Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah, Ed.8 Vol.3. EGC : Jakarta. 
    Hudak, Carolyn M. 1996. Keperawatan Kritis-Pendekatan holistic, Ed. 6. Vol. 2. EGC : Jakarta. 
    Pusponegoro, A.D. Dkk . Buku Panduan Penanggulangan Penderita gawat Darurat. Ambulance 118 : Jakarta. 
    Skeet, Muriel. 1995. Tindakan paramedic Terrhadap Kegawatan dan Pertolongan Pertama, Ed. 2. EGC : Jakarta. 

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar