Pengertian
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi, kebanyakan menyerang striktur alveolar paru.
Penyebab
Mycobacterium yang bersifat tahan asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik sifat kuman ini adalah aerob, bentuk batang dengan ukuran panjang 1 – 4 mili micron dan tebal 0, 3 – 0,6 mili micron. da dua jenis yaitu :
1. Mycobacterium tuberkulosis hominis, merupakan sebagian besar kasus TB.
2. Mycobacterium tuberkulosis bovis, TB orofaring dan intestinum.
Tanda dan Gejala
Tanda yang sering muncul adalah :
1. Batuk lebih dari 4 minggu.
2. Batuk berdahak, kadang-kadang bercampur darah.
3. Sakit kepala.
4. Nafsu makan menurun.
5. Berkeringat malam hari walaupun tanpa kegiatan.
6. Demam.
7. Berat badan menurun.
8. Gejala flu seperti demam, malaise kadang sesak napas.
9. Nyeri dada.
Patofisiologi
A. Tubercolosis Primer
Kuman TBC yang masuk melalui saluran pernafasan akan menetap di jaringan kemudian tumbuh dan berkembang dalam sitoplasma, makrofag kuman yang bersarang, primer. Efek primer ini selanjutnya akan menjadi :
1. sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat pada jaringan
2. sembuh dengan sedikit bekas berupa garis-garis fibriotik dan pengapuran pada daerah hilus dan sarang shon.komplikasi menyebar secara
- perkuntionitas yaitu menyebar ke sekitarnya.
- Menyebar secara bronhogen pada paru yang bersangkutan dan menularkan paru sebelahnya.
- Secara limfogen dan hematogen ke organ tubuh lain.
B. Tuberculosis Post Primer
Dari TBC primer akan muncul bertahun-tahun lamanya menjadi TBC post Primer. Post Primer ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di sebagian apical posterior atau inferior pada paru.
Klasifikasi Diagnostik
1. TB Paru
a. BTA mikroskopik langsung (+) atau biakan (+), kelainan foto toraks menyokong TB dan gejala klinis sesuai TB.
b. BTA (-) tapi kelainan foto thoraks dan klinis sesuai TB dan memberikan perbaikan pada pengobatan awal anti TB. Pasien ini memerlukan pengobatan adekuat.
2. TB Paru Tersangka
BTA (-), kelainan klinis dan rontgen sesuai TB paru,pengobatan dengan anti TB sudah bisa dimulai.
3. Bekas TB (tidak sakit)
Ada riwayat TB paru pada masa lalu dengan atau tanpa pengobatan. Foto thoraks normal atau abnormal, BTA (-).
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Bentuk dada normal / tidak, postur tubuh (klavikula terangkat).
Pergerakan dinding dada simetris / tidak.
Penggunaan otot bantu pernafasan.
Ritme, sifat, frekuensi dan pola pernafasan.
2. Palpasi
☻ Keadaan kulit dada, nyeri tekan (+ / -).
☻ Tactil fremitus (+ / -).
3. Perkusi
Tanda infiltrat (redup).
4. Auskultasi
Bunyi bronchial dan ronchi basah.
Penatalaksanaan
1. Obat Anti TB (OAT)
Pengobatan melalui 2 fase, yaitu ;
Fase awal untuk memusnahkan populasi kuman yang membelah dengan cepat.
Fase lanjutan, melalui kegiatan sterilisasi kuman pada jangka pengobatan pendek atau kegiatan bakteriostatik pada pengobatan konvensial.
OAT yang biasa digunakan : Isoniazid (INH), Ripamfisin (R), Pyrazinamide (Z), Streptomicin (S), Ethanbutol (E).
Panduan Obat Anti Tuberkulosis (WHO 1993)
Panduan OAT Klasifikasi dan Tipe Pasien Fase Awal Fase lanjutan
Kategori 1 BTA (+) baru.
Sakit berat BTA (-) luar paru. Tiap hari selama 2 bulan (HRZSE).
Tiap hari selama 2 bulan (HRZSE). Tiap hari selama 4 bulan (RH).
3 x 1 minggu selama 4 bulan (RH).
Kategori 2 pengobatan ulang.
Kambuh BTA (+).
Gagal. Tiap hari selama 2 / 1 bulan (RHZES).
Tiap hari selama2 / 1 bulan (RHZES). Tiap hari selama 5 bulan (RHE).
3 x 1 minggu selama 5 bulan (RHE).
Kategori 3 TB paru BTA (-).
TB luar paru. Tiap hari selama 2 bulan (RHZ).
Tiap hari selama 2 / 3 x 1 minggu (RHZ).
Tiap hari selama 4 bulan (RH).
3 x 1 minggu selama 4 bulan (RH).
2. Diet TKTP
3. Perhatikan lingkungan (Ventilasi, k/p isolasi).
Data Penunjang
1. Pemeriksan Laboratorium
Darah rutin (LED normal atau meningkat, limfositosis).
Sputum BTA (+ / -).
2. Pemeriksaan Diagnostik
Radiologi
Foto thoraks PA dan lateral. Gambaran foto thoraks yang menunjang :
Bayangan lesi di lapangan atas paru atau segmen apikal lobus bawah.
Bayangan berawan (patchy) atau bebercak (noduler).
Adanya kavitas, tunggal atau ganda.
Kalainan bilateral terutama dilapisan atas paru.
Adanya kalsifikasi.
Bayanganmenetap.
Bayangan milier.
3. Tes mantoux / tuberculin
Sumber
Mansjoer Arif. 2003. Kapita Selecta Kedokteran. Jakarta : Media Aescuapius( adv)
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tn. R DENGAN MASALAH
TB PARU DI DESA BATU TANGGA KEC.BATANG ALAI TIMUR
KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
A. PENGKAJIAN
I. Pengumpulan Data
Struktur dan sifat keluarga.
1. Kepala Keluarga
Nama : Tn. R
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Alamat : Desa Batu Tangga Kec.BAT.
2. Susunan Anggota Keluarga
No Nama Sex Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan
1
2
3 Ny. M
Tn. N
Ny. S P
L
P 40 th
29 th
25 th Istri
Anak
Menantu SD
SD
SD Tani
Tani
Tani
3. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Laki-laki meninggal
: Perempuan
: Perempuan meninggal
: Klien / anggota keluarga yang bermasalah.
: Serumah
: Hubungan keluarga
4. Tipe Keluarga
Merupakan type keluarga besar ( extended family ) yang terdiri atas ayah, ibu, satu orang anak dan menantu perempuan.
5. Pengambilan Keputusan
Pola pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan secara musyawarah, anggota keluarga yang paling menonjol dalam pengambilan keputusan adalah anak laki-laki Tn. R yang tinggal serumah.
6. Hubungan Dalam Keluarga
Hubungan antar keluarga harmonis, komunikasi yang terjalin dalam keluarga baik, anggota keluarga yang paling dipercaya adalah anak Tn. R yang tinggal serumah.
7. Kebiasaan Hidup Sehari-hari
a. Kebiasaan Istirahat dan Tidur
Nama Tidur siang Tidur malam
Tn. R
Tn. N
Ny. S Jarang
Jarang
1 jam 6 – 7 jam
7 - 8 jam
7 - 8 jam
b. Kebiasaan Makan
Makanan pokok keluarga adalah nasi, lauk-pauk dgm frekwensi 3 x sehari. Pengadaan makanan sehari-hari adalah memasak sendiri dengan komposisi jenis makanan bervariasi, kebiasaan makan keluarga bersama-sama, tanpa ada alat makan yang dikhususkan untuk Tn. R
c. Personal Hygiene
Kebiasaan mandi keluarga Tn. R 2 x sehari dengan menggunakan sabun, gosok gigi 3 x /hari menggunakan pasta gigi. Ganti pakaian 2 x sehari atau bila kotor. Rambut dikeramas 2 - 3 x seminggu, memotong kuku bila panjang, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, memakai alas kaki bila keluar rumah.
d. Penggunaan Waktu Senggang
Waktu senggang digunakan anggota keluarga untuk beristirahat dan rekreasi, sementara Tn. R sejak ia sakit 3 bulan yang lalu lebih banyak di rumah daripada bekerja.
e. Kebiasaan Tidak Sehat
Semua anggota keluarga Tn. R tidak ada yang merokok dan mengkonsumsi alkohol, sementara Tn. R sendiri berhenti merokok sejak ia sakit ( 3 bulan yang lalu). Kadang meludah disembarang tempat, dan tempat penampungan ludah yang terbuka.
8. Faktor Sosial, Ekonomi dan Budaya
a. Pendapatan dan pengeluaran
Pendapatan keluarga perbulan Rp 350.00,-. Tidak ada penghasilan tambahan. Pengeluaran perbulan Rp 300.000,- dengan keperluan perhari Rp 10.000.
b. Sosial dan Budaya.
Semua anggota keluarga adalah suku Jawa (WNI) dengan menggunakan bahasa Jawa untuk komunikasi, semua anggoata keluarga beragama Islam, hubungan dengan masyarakat sekitar baik, sebelum sakit Tn. R aktif dalam kegiatan keagamaan, saat sakit Tn. R lebih banyak di rumah daripada mengikuti kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan.
9. Faktor Lingkungan
a. Perumahan
Status pemilikan rumah adalah rumah sendiri dengan type non permanen dengan 1 ruang tamu, ruang tengah, 2 kamar tidur dan 1 dapur tanpa WC dan kamar mandi, atap terdiri atas sirap, lantai dari papan, ventilasi terdiri atas 6 buah jendela namun 2 buah jendela jarang di buka yaitu pada kamar tamu dengan alasan orang tua jarang ada dirumah, penerangan listrik dan pencahayaan kurang baik, keadaan di dalam rumah cukup bersih, pemakaian air dari sumur gali cukup bersih, tidak berbau, tidak berasa serta jernih, sampah dikumpulkan disamping rumah kemudian dibakar, luas halaman 3 m2 x 5 m2.
Denah Rumah
Keterangan :
A : Dapur
B : Kamar tidur
C : Jendela
D : Pintu
E : Ruang tamu
F : Ruang tengah
b. Macam Lingkungan Tempat Tinggal
Letak tempat tinggal keluarga termasuk daerah pedesaan dekat perkebunan, lingkungan cukup tenang, disekitar tempat tinggal keluarga tidak ada pabrik atau industri kecil.
c. Fasilitas Sosial dan Fasilitas Kesehatan
Keluarga cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan diwilayahnya seperti Yasinan, diwilayah tempat tinggal keluarga terdapat fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas Batu Tangga yang berjarak 0,5 km.
Sarana tranportasi biasanya menggunakan sepeda motor atau sepeda atau angkutan pedesaan, keadaan jalan disekitar tempat tinggal beraspal dan dapat dilalui oleh kendaraan roda dua atau empat. Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya membeli obat sendiri atau ke petugas kesehatan (mantri) bila tidak berhasil baru dibawa ke puskesmas atau langsung ke RS.
9. Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga
a. Tn. R
setengah bulan yang lalu Tn. R datang ke Puskesmas dengan keluhan dada terasa sakit, keluhan nyeri dada dan batuk bercampur darah, Di Puskesmas Di berikan pengobatan symtom serta dimintai dahak sewaktu dan pulangnya Tn. R di berikan Pot Sputum untuk dibawa kembali ke Puskesmas ke esukan paginya ,
Th. R. mulai sakit-sakitan dengan keluhan batuk, dan dada terasa sakit, berkeringat dingin pada malam hari. -+
1 Bulan yang lalu , Sebelumnya Tn. R tidak pernah sakit, kecuali hanya pusing atau flu biasa. Berat badan menurun 10 kg dalam 3 bulan terakhir, Tn. R di diagnosa TB paru dengan data hasil rontgen dan laboratorium. Keadaan composmentis, berat badan sekarang 48 kg.
b. Ny. M
Tidak pernah sakit berat, tidak pernah dirawat di RS
c. Tn. N
Tidak pernah sakit berat, tidak pernah dirawat di RS
d. Ny. S
Tidak pernah sakit berat, tidak pernah dirawat di RS
B. ANALISA DATA
1. Tipologi Masalah Kesehatan
a. Ancaman kesehatan
1). Resiko penularan penyakit TB paru.
2). Sanitasi lingkungan rumah yang kurang memenuhi syarat kesehatan.
b. Tidak / Kurang Sehat.
1). Tn. R menderita penyakit TB paru
c. Krisis.
2. Mengidentifikasi Masalah
No Data Masalah Kesehatan Masalah keperawatan
1 - Keluarga mengetahui tentang cara penularan dan pencegahan penyakit TB paru
- Tn. R yang kadang-kadang meludah disembarang tempat dan tempat penampungan ludah yang terbuka,
- Tidak ada pengkhususan alat tenun dan alat makan. Resiko penularan penyakit TB paru.
1. KMK mengenal masalah resiko terjadinya penularan TB paru berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara penularan dan pencegahannya.
2 - Batuk berdahak dan bercampur dahak.
- Berkeringat dingin malam hari.
- BB Tn. M turun 10 kg dalam 3 bulan terakhir.
- Hasil rontgen (+).
- Hasil laboratorium (+).
- Keluarga mengatakan tidak tahu akibat yang ditimbulkan oleh penyakit TB paru bila tidak di obati secara teratur.
- Keluarga mengatakan kurang mengetahui cara perawatan yang benar pada Tn. M
Tn.R menderita TB paru. 1. KMK mengenal masalah TB paru berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala yang ditimbulkan.
2. KMK mengambil keputusan untuk berobat hubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang akibat yang ditimbulkan oleh penyakit TB paru bila tidak diobati secara teratur
3. KMK merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara perawatan yang benar pada penderita TB paru
3 - Ventilasi rumah kurang.
- Keluarga menganggap lingkungannya sudah bersih.
- Keluarga kurang mengetahui syarat-syarat lingkungan yang sehat.
- Sanitasi lingkungan yang kurang memenuhi syarat kesehatan. 1. KMK mengenal masalah sanitasi lingkungan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang syarat-syarat sanitasi lingkungan yang sehat.
- Keluarga kurang mengerti tentang pentingnya lingkungan yang sehat.
1. KMK memodifikasi lingkungan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan yang sehat.
3. Menentukan Prioritas Masalah
a. Resiko penularan penyakit TB paru.
No. Kriteria Perhit Score Pembenaran
1.
2.
3.
4. Sifat masalah :
Ancaman kesehatan
Kemungkinan masalah dapat diatasi dengan mudah
Potensial masalah dapat dicegah.
Menonjolnya masalah yang ada dan perlu segera ditangani 2/3 x 1
2/2 x 1
2/3 x 1
1 x 1
2/3
2
2/3
1 Penularan belum terjadi tapi resiko terjadinya penularan cukup besar.
Tn. R mau berobat dan mau mengikuti program P2 TB paru
Penularan dapat dicegah bila memenuhi syarat kesehatan dan pengetahuan yang cukup.
Keluarga kurang mengetahui kalau penyakit TB paru sangat menular.
Total score 4 1/3
b. Tn. R menderita penyakit TB paru.
No. Kriteria Perhit Score Pembenaran
1.
2.
3.
4. Sifat masalah :
Tidak / kurang sehat
Kemungkinan masalah dapat diubah sebagian.
Potensial masalah dapat dicegah..
Menonjolnya masalah berat dan harus di tangani. 3/3 x 1
1/2 x 2
1/3 x 1
2/2 x 1
3/3
1
1/3
2/2 Masalah sudah terjadi, harus segera ditanggulangi agar tidak bertambah parah.
Keluarga mau mengikuti saran untuk berobat teratur
Masalah telah terjadi
Keluarga mengatakan bahwa Tn.R harus segera diobati
Total score 3 1/3
c. Sanitasi lingkungan yang kurang memenuhi syarat kesehatan.
No. Kriteria Perhit Score Pembenaran
1.
2.
3.
Sifat masalah :
Ancaman kesehatan
Kemungkinan masalah dapat diubah sebagian.
Potensial masalah dapat dicegah cukup.
2/3 x 1
1/2 x 2
2/3 x 1
2/3
1
2/3
0 Keluarga tinggal dalam sanitasi lingkungan yang kurang sehat.
Keluarga beranggapan bahwa lingkungannya sudah bersih tapi ada kemauan untuk mengetahui lingkungan yang sehat
Keluarga mau / ingin tahu tentang lingkungan yang sehat.
4
Masalah tidak dirasakan keluarga.
0/2 x 1
Keluarga beranggapan bahwa lingkungannya sudah bersih
Total score 2 1/3
4. Urutan masalah
a. Resiko penularan penyakit TB paru
b. Tn. R menderita penyakit TB paru.
c. Sanitasi lingkungan yang kurang memenuhi syarat kesehatan.
RENCANA KEPERAWATAN
Nama KK : Tn. R
Alamat : Desa Batu Tangga Kec.Batang Alai Timur
No.
Masalah
Kesehatan Masalah Keperawatan Tujuan Evaluasi Intervensi
Jangka panjang Jangka pendek Kriteria Standar
1. Resiko terjadinya penularan penyakit TB paru. KMK mengenal masalah resiko terjadinya penularan penyakit TB paru berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara penularan dari penyakit TB paru dan cara pencegahannya.
Keluarga mampu mengenal masalah resiko terjadinya penularan.
Setelah kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu menjelaskan cara penularan penyakit TB paru dan cara pencegahannya.
Respon verbal keluarga
Cara penularan ada dua yaitu :
- Langsung
Percikan ludah/cairan hidung berpindah sewaktu berbicara berhadapan/bersin.
- Tidak langsung
Bila klien meludah disembarang tempat kemudian kering dan kuman diterbangkan oleh angin bersama debu yang dihirup oleh orang sehat.
Cara pencegahan :
- Imunisasi BCG pada bayi.
- Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan yang bergizi.
- Mengobati anggota keluarga yang sakit sampai tuntas.
- Menghindari kontak dengan kuman TB, misalnya menghindari percikan ludah.
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang cara penularan dan pencegahan TB paru.
2. Berikan leaflet tentang TB paru
3. Diskusikan dengan keluarga dengan menggunakan leaflet tentang proses penularan TB paru.
4. Diskusikan dengan keluarga tentang cara pencegahan penyakit TB paru.
5. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali tentang proses penularan dan pencegahannya.
6. Berikan pujian kepada keluarga atas kemampuannya menjelaskan kembali.
2. Tn. R menderita penyakit TB paru. KMK mengenal masalah TB paru berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala yang ditimbulkan Keluarga mampu mengenal tanda dan gejala penyakit TB paru.
Setelah kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala penyakit TB paru. Respon verbal keluarga Tanda dan gejala penyakit TB paru :
- Batuk tidak sembuh selama 4 minggu.
- Batuk berdahak dan campur darah.
- Demam.
- Berkeringat pada malam hari.
- Sesak nafas.
- Nafsu makan menurun.
- Sakit kepala.
- Berat badan berkurang.
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala penyakit TB paru.
2. Diskusikan bersama keluarga tanda dan gejala penyakit TB paru sesuai standar.
3. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali.
4. Berikan pujian atas kemampuannya menjelaskan kembali.
KMK mengambil keputusan untuk berobat secara teratur berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang akibat yang ditimbulkan oleh penyakit TB paru bila tidak diobati secara teratur. Keluarga yang bermasalah mau berobat secara teratur. Keluarga mengetahui akibat yang ditimbulkan bila pengobatan tidak teratur. Respon verbal keluarga. Akibat yang ditimbulkan bila pengobatan tidak teratur :
- Kuman jadi resisten.
- Lebih sulit untuk mengobatinya.
- Lebih lama pengobatannya.
- Gejala mungkin hilang sementara waktu.
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang akibat yang ditimbulkan bila pengobatan tidak teratur.
2. Diskusikan akibat yang ditimbulkan bersama keluarga sesuai standar.
3. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali.
4. Berikan pujian atas kemampuannya menjelaskan kembali.
KMK merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara perawatan yang benar pada penderita TB paru. Keluarga mampu merawat anggota yang sakit secara benar. Setelah kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu menjelaskan cara perawatan yang benar pada Tn. M Respon Vebal keluarga. Cara perawatan yang benar :
- Makanan yang bergizi.
- Lingkungan rumah yang bersih.
- Sinar matahari masuk ke dalam rumah.
- Menjemur kasur minimal sekali seminggu.
- Alat-alat makan di pisahkan.
- Bila sesak posisi semi fowler. 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang cara perawatan yang benar.
2. Diskusikan bersama keluarga cara perawatan yang benar sesuai standar.
3. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali.
4. berikan pujian atas kemampuannya menjelaskan kembali.
3 Sanitasi lingkungan yang kurang memenuhi syarat kesehatan KMK mengenal masalah sanitasi lingkungan rumah yang baik berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang syarat-syarat sanitasi lingkungan yang baik / sehat.
Keluarga mampu mengenal masalah sanitasi lingkungan yang baik/sehat Setelah kujungan 1 x 45 menit keluarga mampu menjelaskan ciri-ciri lingkungan yang baik/sehat. Respon verbal keluarga. Sanitasi lingkungan yang sehat :
- Pencahayaan 15-20% dari luas lantai.
- Ventilasi 10-15% dari luas lantai.
- Jarak jamban dan sumur tidak kurang dari 10 meter.
- Mempunyai tempat pembuangan sampah. 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang lingkungan yang sehat.
2. Diskusikan bersama keluarga tentang lingkungan yang bersih/sehat sesuai standar.
3. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali.
4. Berikan pujian atas kemampuannya menjelaskan kembali.
KMK memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara menciptakan lingkungan yang sehat. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan. Setelah kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu menjelaskan cara menciptakan lingkungan yang sehat. Respon verbal keluarga. Lingkungan rumah yang sehat :
- Cukup uadara yang masuk dan keluar.
- Cukup sinar matahari yang masuk.
- Bersih dan teratur.
- Kasur dijemur minimal 1 x/minggu.
- Mempunyai tempat pembuangan sampah
- Mempunyai jamban keluarga. 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan yang sehat.
2. Diskusikan bersama keluarga cara memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
3. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali.
4. Berikan pujian atas kemapuannya menjelaskan kembali
CATATAN KEPERAWATAN
Nama KK : Tn. R
Alamat : Desa Batu Tangga Kec.Batang Alai Timur
No Tanggal Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi
1
15 Sep 2004.
I
1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang cara penularan dan pencegahan TB paru.
2. Memberikan leaflet tentang TB paru
3. Mendiskusikan dengan keluarga dengan menggunakan leaflet tentang proses penularan TB paru.
4. Mendiskusikan dengan keluarga tentang cara pencegahan penyakit TB paru.
5. Memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali tentang proses penularan dan pencegahannya.
6. Memberikan pujian kepada keluarga atas kemampuannya menjelaskan kembali.
Keluarga paham dan mampu menjelaskan kembali tentang cara penularan dan pencegahan penyakit TB paru.
2 15 Sep 2004 II 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala penyakit TB paru.
2. Mendiskusikan bersama keluarga tanda dan gejala penyakit TB paru sesuai standar.
3. Memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali.
4. Memberikan pujian atas kemampuannya menjelaskan kembali.
Keluarga paham dan mampu menjelaskan kembali tentang tanda dan gejala penyakit TB paru.
3 15 Sep 2004 III 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang akibat yang ditimbulkan bila pengobatan tidak teratur.
2. Diskusikan akibat yang ditimbulkan bersama keluarga sesuai standar.
3. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali.
4. Berikan pujian atas kemampuannya menjelaskan kembali.
Keluarga paham dan mampu menjelaskan kembali tentang akibat yang ditimbulkan bila pengobatan tidak teratur atau tidak tuntas.
4 15 Sep 2004 IV 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang cara perawatan yang benar.
2. Mendiskusikan bersama keluarga cara perawatan yang benar sesuai standar.
3. Memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali.
4. Memberikan pujian atas kemampuannya menjelaskan kembali
Keluarga paham dan mampu menjelaskan kembali tentang cara perawatan yang baik/benar
5 15 Sep 2004 V 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang lingkungan yang sehat.
2. Mendiskusikan bersama keluarga tentang lingkungan yang bersih/sehat sesuai standar.
3. Memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali.
4. Memberikan pujian atas kemampuannya menjelaskan kembali.
Keluarga paham dan mampu menjelaskan kembali tentang ciri lingkungan yang sehat.
6 15 Sep 2004 VI 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan yang sehat.
2. Mendiskusikan bersama keluarga cara memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
3. Memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali.
4. Memberikan pujian atas kemampuannya menjelaskan kembali.
Keluarga paham dan mampu menjelaskan kembali tentang cara memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
AsuhanKeperawatan Pada Klien Dengan Skoliosis 1. Pengertian Skoliosis adalah lengkungan atau kurvatura lateral pada tulang belakang akibat r...
-
PENDAHULUAN Susunan somatomotorik ialah susunan saraf yang mengurus hal yang berhubungan dengan gerakan otot-otot skeletal. Susunan itu terd...
-
Protrusi diskus intervertebralis atau biasa disebut hernia nukleus pulposus (HNP) adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan nukleus pul...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar