Pencegahan Osteoporosis
Osteoporosis merupakan kelainan tulang yang ditandai oleh penurunan massa tulang. Angka kejadiannya di Indonesia belum diketahui secara pasti, karena tidak mudah menegakkan diagnosis osteoporosis secara dini.
Tulang manusia merupakan organ yang dinamis yang selalu mengalami perusakan dan pembaruan. Proses perusakan tulang disebut resorpsi dan dilakukan oleh sel tulang yang disebut osteoklas; sedangkan proses pembaruan, yang disebut formasi, dilakukan oleh sel tulang yang disebut osteoblas. Proses perusakan dan pembaruan selalu terjadi berpasangan dan seimbang, sehingga tidak terjadi defisit massa tulang.
Pada penderita osteoporosis, proses perusakan jauh lebih aktif daripada pembaruan sehingga terjadi defisit massa tulang yang mengakibatkan tulang menjadi keropos (osteoporosis).
Faktor risiko osteoporosis meliputi menopause, umur, ras putih, obat-obatan, penyakit tertentu, dan imobilisasi lama.
Hormon seks wanita (estrogen) sangat penning untuk mempertahankan keutuhan tulang, karena hormon ini dapat menghambat kerja osteoklas. Pada waktu seorang wanita mengalami menopause, Maka kadar hormon estrogen akan menurun dengan drastic, sehingga osteoklas lepas kontrol dan terjadi proses resorpsi besar-besar dan tidak diimbangi oleh peningkatan formasi tulang, akibatnya terjadi osteoporosis. Osteoporosis yang hebat, biasanya terjhadi pada 10 tahun pertama pasca menopause, setelah itu prosesnya akan melambat. Pada laki-laki, tidak ada proses menopause, sehingga osteoporosis pada laki-laki terjadi setelah usianya diatas 60-70 tahun. Selain itu, tulang laki-laki juga lebih besar dan lebih tebal dibandingkan tulang wanita, sehingga wanita lebih rentan untuk mengalami osteoporosis.
Komplikasi yang ditakutkan pada penderita osteoporosis adalah patah tulang. Patah tulang akan menimbulkan rasa nyeri, gangguan fungsi dan pengobatan yang mahal, apalagi bila dibutuhkan tindakan bedah.
Oleh sebab itu, tindakan pencegahan sangat penting. Ada 3 hal yang harus diperhatikan pada pencegahan osteoporosis, yaitu menjaga asupan kalsium yang cukup, menghindari gaya hidup yang mempertinggi risiko osteoporosis dan latihan beban. Kebutuhan kalsium per-hari adalah 1000 mg pada wanita pra-menopausal dan 1500 mg/hari pada wanita pasca-menopausal. Sumber kalsium yang tertinggi adalah dari susu dan produknya, dan ikan teri. Gaya hidup yang merupakan risiko osteoporosis adalah merokok dan minum alcohol, oleh sebab itu kedua gaya hidup tersebut harus dihindari untuk mencegah timbulnya osteoporosis.
Seperti dijelaskan sebelumnya, beberapa obat dan penyakit juga dapat menjadi faktor risiko osteoporosis. Bila kedua hal tersebut tidak dapat dihindari, maka kontrol kepada dokter yang terdekat sangat dianjurkan, agar osteoporosis tidak dating lebih cepat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
AsuhanKeperawatan Pada Klien Dengan Skoliosis 1. Pengertian Skoliosis adalah lengkungan atau kurvatura lateral pada tulang belakang akibat r...
-
PENDAHULUAN Susunan somatomotorik ialah susunan saraf yang mengurus hal yang berhubungan dengan gerakan otot-otot skeletal. Susunan itu terd...
-
Protrusi diskus intervertebralis atau biasa disebut hernia nukleus pulposus (HNP) adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan nukleus pul...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar