Selasa, 17 November 2009

Luka Tembak

PENDAHULUAN
Di dalam menghadapi kasus kriminal yang melibatkan pemakaian senjata api sebagai alat yang dimaksudkan untuk melukai atau mematikan seseorang, maka dokter sebagai orang yang melakukan pemeriksaan khususnya atas diri korban, perlu secara hati-hati cermat dan teliti di dalam menafsirkan hasil yang didapatnya, oleh karena pemakaian senjata api untuk maksud membunuh atau melukai membawa implikasi yang luas, tidak jarang menimbulkan keresahan dan kesulitan tersendiri bagi mereka yang terlibat. (1)
Untuk dapat menjelaskan tugas dan fungsi sebagai pemeriksa maka dokter harus menjelaskan berbagai hal, diantaranya : apakah luka tersebut memang luka tembak, yang mana luka tembak masuk dan yang mana yang keluar, jenis senjata yang dipakai, jarak tembak, arah tembakan, perkiraan posisi korban sewaktu ditembak, berapa kali korban ditembak dan luka tembak mana yang menyebabkan kematian. Interpretasi yang benar mengenai luka tembak oleh para ahli patologi tidak hanya memberikan informasi berharga yang dapat menunjang pelaksanaan hukum selama investigasi, tetapi juga penting untuk penentuan akhir jenis kematian. (1,2,9)
Luka tembak merupakan penyebab kematian akibat kejahatan yang paling umum di Amerika Serikat. Luka tembak paling umum dijumpai sebagai penyebab kematian adalah akibat pembunuhan dan di beberapa daerah bagiannya adalah akibat bunuh diri. Di Amerika Serikat pertahunnya diperkirakan terdapat sekitar 70.000 jiwa korban luka tembak dengan kasus kematian sekitar 30.000 jiwa. Biaya medis, legal, dan emosional akibat kejahatan tersebut menjadi suatu beban berat bagi rumah sakit, sistem peradilan, keluarga, dan masyarakat pada umumnya. Evaluasi mengenai luka tersebut memerlukan latihan khusus dan keahlian baik oleh seorang dokter yang menangani bagian kegawatdaruratan korban luka tembak maupun para ahli patologi dan forensik. (1,9)
Didalam dunia kriminal senjata api yang biasa dipergunakan adalah senjata genggam yang beralur, sedangkan senjata api dengan laras panjang dan senjata yang biasa dipakai untuk berburu yang larasnya tidak beralur jarang dipakai untuk maksud-maksud criminal. (1)
JENIS SENJATA DAN AMUNISI
I. Senjata api
Berdasarkan Panjang Laras:
A. Laras pendek.
- Revolver, peluru disimpan dalam sebuah silinder yang diputar dengan menarik picunya
- Pistol otomatis dan semi otomatis, peluru disimpan dalam sebuah magasin;putaran pertama harus dimasukkan secara manual ke dalam ruang ledaknya. (4)

B. Laras panjang
- Senapan / senapan tabur
1. Senapan tabur beda dengan senapan dimana moncongnya halus dan tidak terdapat rifling.
2. Senapan tabur dirancang untuk dapat memuntahkan butir-butir tabur ganda lewat larasnya, sedangkan senapan dirancang untuk memuntahkan peluru tunggal lewat larasnya.
3 Senapan untuk menyerang adalah:
a. Senapan yang mengisi pelurunya sendiri
b. Mampu melakukan tembakan otomatis sepenuhnya
c. Mempunyai kapasitas magasin yang besar
d.Dilengkapi ruang ledak untuk peluru senapan dengan kekuatan sedang (peluru dengan kekuatan sedang antara peluru senapan standard dan peluru pistol). (4)
Berdasarkan Alur Laras
A. Senjata api dengan alur ke kiri
- dikenal sebagai senjata tipe COLT
- kaliber senjata yang banyak dipakai: kaliber 0.36; 0.38; dan 0.45
- dapat diketahui dari anak peluru yang terdapat pada tubuh korban yaitu adanya goresan dan alur yang memutar ke arah kiri bila dilihat dari basis anak peluru.
B. Senjata api dengan alur ke kanan
- dikenal sebagai senjata api tipe SMITH & WESSON ( tipe SW )
- kaiber senjata yang banyak dipakai: kaliber 0.22;0.36;0.38;0.45; dan 0.46
- dapat diketahui dari anak peluru yang terdapat pada tubuh korban yaitu adanya goresan dan alur yang memutar ke arah kanan bila dilihat dari bagian basis anak peluru.
Dalam memberikan pendapat atau kesimpulan dalam visum et repertum tidak dibenarkan menggunakan istilah pistol atau revolver, oleh karena perkataan pistol itu mengandung pengertian bahwa senjatanya termasuk otomatis atau semi otomatis, sedangkan revolver berarti anak peluru berada dalam silinder yang akan memutar bila tembakan dilepaskan. Dan oleh karena dokter tidak melihat peristiwa penembakannya, maka yang hanya disampaikan adalah, misalnya: senjata api kaliber 0,38 dengan alur ke kiri. (2)
2. Amunisi
Peluru mengandung Pb dan sebagian metal dengan dikelilingi nikel, detonator berisi barium,bismuth mercury. Secara garis besar shotgun dan senapan sama karena terbentuknya jumlah besar gas yang panas bertekanan tinggi. (4)

A. Amunisi senjata dengan putaran rotasi peluru dibagi dalam dua kategori yaitu centerfire atau rimfire - tergantung lokasi primernya.
1. Pada peluru rimfire, komposisi primernya terletak pada bibir selongsong peluru dengan mesiu yang berhubungan dengan yang primer.
a.Pada saat penembakan, pemantiknya menghancurkan bibir selongsong peluru, meledakkan komposisi primernya, menyulut bubuknya.
b.Saat ini amunisi rimfire hanya terbagi dalam tiga kaliber - 22 Short, 22Long Rifle dan 22 Magnum.
c.Amunisi rimfire bisa digunakan baik pada pistol maupun senapan.
2. Umumnya amunisi adalah pusat ledakannya (centerfire). Pada pusat peledakan selongsong, kesulitan pokok terletak pada bagian tengah dasar selongsong. Ketika ditembakkan, pemantiknya menghantam tengah-tengah dasar primer yang memantik komposisi primer yang selanjutnya memantik mesiunya.
B. Selongsong peluru biasanya terbuat dari kuningan, meskipun ada yang terbuat dari aluminium dan baja.
1. Ketika diledakkan, selongsong peluru mengandung gas dari hasil pemantikan mesiu.
2. Kebanyakan peluru pistol bentuknya lurus sedang peluru senapan berbentuk leher botol (bottle neck)
3. Pada amunisi komersial, kaliber dan nama pabrik pembuatnya dicap pada dasar peluru.
4. Pada amunisi militer, nama pabrik dan tahun pembuatan amunisinya (baik berbentuk tulisan maupun kode) dicap pada dasar peluru.
C. Mesiu yang digunakan dalam selongsong peluru adalah mesiu tidak mengandung asap, campuran dari nitrocellulose, dimana nitroglycerin bisa ditambahkan ataupun tidak ditambahkan. Wujud mesiu di Amerika Serikat umumnya :
1. disk (flake atau serpihan) atau bola dalam pistol dan senapan tabor
2. silindrikal atau mesiu bola pada senapan laras panjang

D. Anak peluru (bullet) merupakan bagian dari peluru yang lepas dari moncongnya ketika senjata ditembakkan.
1.Oleh karena velositasnya yang tinggi, pusat penembak anak peluru senjata harus terbungkus metal baik secara penuh ataupun sebagian.
a.Pada umumnya pembungkusnya terbuat dari tembaga atau copper alloy tetapi bisa juga dari baja
b.Matanya terbuat dari timah tetapi untuk peluru-peluru militer bisa dari leburan baja atau gabungan keduanya.
2.Amunisi yang sepenuhnya terbungkus metal - pembungkusannya menyelubungi pucuk dan sisi-sisi pelurunya.
3.Semua amunisi militer, termasuk amunisi pistol, haruslah berbungkus metal secara penuh.
4.Pada amunisi semi-jacket, ada mata timah dengan bungkus tembaga menutupi sisi-sisinya dan biasanya dasar pelurunya dengan mata yang menonjol pada ujungnya.
5.Sebagai kebiasaan, peluru timah digunakan pada revolver; peluru berbungkus metal penuh digunakan pada pistol otomatis.
6.Saat ini amunisi pistol umunya menggunakan peluru semi-jacket, iasanya dengan rancangan pucuk yang kosong, baik disengaja untuk dipasang pada revolver maupun pistol otomatis.
7.Amunisi .22 Short dan Senapan Laras Panjang (long rifle) dipasang dengan anak peluru timah; amunisi Magnum .22 beramunisi jacket metal penuh atau semi-jacket.
8.Konfigurasi pelurunyapun bervariasi
a. Amunisi pistol biasanya:
• moncong bulat
• potongan semi-wad
• hollow point atau
• wad cutter (berbentuk silindris)
b. Amunisi senapan centerfire:
• full metal jacket atau
• semi-jacket
• dengan ujung spitzer atau pucuk bulat
E. Hampir semua badan senapan tabur dibuat dengan sekam plastik dan kepala kuningan dengan pucuk yang mengatup.
1.Dibalik ujung yang sobek terdapatlah pellet atau butir-butir peluru tabur (tembakannya), lalu gumpalan dan bubuk.
2.Pabrik yang berlainan menggunakan bahan gumpalan serta desain gumpalan yang berbeda pula. Ukuran dan pabrik pembuat amunisi dapat dikenali liwat gumpalan yang diambil
3.Federal dan Remington menggunakan gumpalan plastik sedang Winchester punya cirri-ciri khas yaitu menggunakan gumpalan dari kertas maupun cardboard. Tetapi ada beberapa produk Winchester yang menggunakan gumpalan plastik.
4.Pellet yang digunakan untuk berburu burung atau binatang-binatang kecil disebut birdshot. Diameter pellet atau butir-butir peluru tabur birdshot bervariasi.
F. Sementara, umumnya muatan untuk senapan tabur mengandung birdshot atau buckshot, tetapi ada juga yang bermuatan gotri senapan .
1.Peluru gotri senapan tabur sungguh-sungguh adalah misil timah yang besar :
a.berbentuk peluru seperti peluru gotri American Foster
b.Peluru gotri Brenneke dari Eropa mirip dengan peluru gotri Foster hanya saja diberi gumpalan cardboard yang menempel pada alasnya, atau:
c.jam pasir (hourglass) berbentuk bulat sabot
2.Serangkaian tulang siku dan alur pilin terdapat di sepanjang permukaan peluru gotri American Foster maupun Brenneke.
3.Berat peluru gotri ini berkisar antara kira-kira 350 sampai 490 grain (kesatuan berat di Inggris) tergantung ukuran.
4.Peluru gotri sabot punya konfigurasi jam pasir dan terbungkus dalam dua buah plastik
a. Seluruh himpunan, dua buah plastik yang menyelimuti peluru gotri berikut peluru gotrinya meluncur keluar melalui larasnya.
b.Sementara keluar, kedua buah plastiknya terlepas dan misil jam pasirnya terus meluncur menuju sasarannya

TEORI LUKA (4)
A. Keparahan luka tembak ditentukan oleh dua faktor:
1. Kerusakan pada jaringan yang disebabkan oleh interaksi mekanik antara peluru dan lapisan otot/jaringan.
2. Pengaruh rongga sementara yang diakibatkan oleh peluru.
B. Sekali peluru menembus tubuh, pilin yang diakibatkan oleh alur pilin tidak memadai untuk mengkompensasi bertambahnya kepadatan jaringan.
1. Peluru mulai mengoleng, atau terhuyung-huyung pada jalur proyeksinya. Olengannya adalah sudut antara jalur proyeksi dan poros membujur dari peluru.
2. Saat peluru meluncur menerobosi jaringan, olengannya bertambah. Kalau jalurnya cukup panjang, olengannya akan mencapai 90°, jadi menonjolkan sisi pembukaan yang maksimum.
3. Kalau peluru terus meluncur, maka akan terjadi putaran balik 180° dan meluncur dengan gerakan mundur.

ARTI KLINIS LUKA TEMBAK (1)
Dalam praktek banyak terdapat hal tentang luka tembak masuk pada tubuh manusia. Seperti kita ketahui kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis dan subkutis. Jika dilihat dari elastisitasnya, epidermis kurang elastis bila dibandingkan dengan dermis. Bila sebutir peluru menembus tubuh, maka cacat pada epidermis lebih luas dari pada dermis. Diameter luka pada epidermis kurang lebih sama dengan diameter anak peluru, sedangkan diameter luka pada dermis lebih kecil. Keadaan tersebut dikenal sebagai kelim memar (contusio ring). . . Contusio ring ini didapatkan pada luka tembak masuk dan luasnya tergantung pada arah peluru pada kulit. Peluru yang masuk tegak lurus, maka contusio ringnya akan besar, sedangkan peluru yang masuknya miring, contusio ringnya akan lebih lebar dibagian dimana peluru membentuk mulut yang terkecil pada kulit. Peluru juga mengandung lemak pembersih senjata. Lemak ini juga akan memberi gambaran pada luka tembak berupa kelim lemak yang berupa pita hitam, tetapi kelim lemak ini tidak selalu terdapat misalnya pada senjata yang jarang dibersihkan. Pada waktu senjata ditembakkan, maka yang keluar dari laras senjata api adalah : . a.Api
b.Mesiu yang sama sekali terbakar (jelaga,roetneerslag)
c.Mesiu yang hanya sebagian saja yang terbakar
d.Mesiu yang tidak terbakar
e.Kotoran minyak senjata, karatan dan lain sebagainya
f.Anak pelurunya sendiri

MEKANISME LUKA TEMBAK
Dengan pengecualian efek perlambatan pada luka yang disebabkan pada semua trauma mekanik seperti pukulan, tusukan, atau tendangan, terjadi karena adanya transfer energi dari luar menuju ke jaringan. Ini juga terjadi pada luka tembak. Kerusakan yang terjadi pada jaringan tergantung pada absorpsi energi kinetiknya, yang juga akan menghamburkan panas, suara serta gangguan mekanik yang lainya. (2,4)
Untuk menjamin transfer energi ke suatu jaringan, beberapa peluru dimodifikasi akan berhenti atau menurun kecepatanya sesampainya di tubuh. Anak peluru yang lunak didesain akan segera menjadi pecahan kecil saat ditembakkan. Peluru dumdum banyak digunakan pada muncung roket yang mempunyai ruang udara pada ujungnya diperuntukkan agar pada saat benturan akan terjadi pengurangan kecepatan dan terjadi transfer energi yang besar dan kerusakan jaringan yamg hebat. Ledakan peluru ini juga pernah digunakan saat usaha pembunuhan presiden Reagen. Lintasan peluru juga dapat menilai besar dan kecepatan dari energi yang diberikan pada suatu target. (4,7)
Jumlah dari energi kinetik yang terdapat pada proyektil sesuai dari masa dan kecepatan. Industri militer modern telah mengambil banyak manfaat untuk pengembangan senjata dengan dasar masa yang rendah dengan kecepatan yang tinggi sehingga menghasilkan energi kinetic yang maksimum untuk kerusakan jaringan.Rata-rata kecepatan peluru berkisar 340m/s, dimana banyak digunakan pada panah, senapan angin, serta revolver. Dari system mekanik ini akan mengakibatkan daya dorong peluru ke suatu jaringan sehingga terjadi laserasi, kerusakan sekunder terjadi kalau adanya rupture pembuluh darah atau struktur lainnya dan terjadi luka yang sedikit lebih besar dari diameter peluru.Jika kecepatan melebihi kecepatan udara, lintasan dari peluru yang menembus jaringan akan terjadi gelombang tekanan yang mengkompresi jika terjadi pada jaringan seperti otak, hati ataupun otot akan mengakibatkan kerusakan dengan adanya zona-zona disekitar luka. (4)
Dengan adanya lesatan peluru dengan kecepatan tinggi akan membentuk rongga disebabkan gerakan sentrifugal pada peluru sampai keluar dari jaringan dan diameter rongga ini lebih besar dari diameter peluru, dan rongga ini akan mengecil sesaat setelah peluru berhenti, dengan ukuran luka tetap sama. Organ dengan konsistensi yang padat tingkat kerusakan lebih tinggi daripada yang berongga. Efek luka juga berhubungan dengan gaya gravitasi. Pada pemeriksaan harus dipikirkan adanya kerusakan sekunder seperti infark atau infeksi. (4,8)


DESKRIPSI LUKA TEMBAK
Kepentingan medikolegal deskripsi yang adekuat dari luka senjata api bergantung pada besarnya potensi seorang korban meninggal. Jika korban masih hidup, deskripsi singkat dan tidak terlalu detail. Dokter mempunyai tenggung jawab yang utama untuk memberikan penatalaksanaan gawat darurat. Membersihkan luka, membuka dan mengeksplorasi, debridement dan menutupnya, kemudian membalut adalah bagian penting dari merawat pasien bagi dokter. Penggambaran luka secara detail akan dilakukan nanti, setelah semua kondisi gawat darurat dapat disingkirkan. Oleh karena singkatnya waktu yang dimiliki untuk mempelajari medikolegal, seringkali dokter merasa tidak mempunyai kewajiban untuk mendeskripskan luka secara detail. Deskripsi luka yang minimal untuk pasien hidup terdiri dari : (1,2,4)
1. Lokasi luka
2. Ukuran dan bentuk defek
3. Lingkaran abrasi
4. Lipatan kulit yang utuh dan robek
5. Bubuk hitam sisa tembakan, jika ada
6. Tato, jika ada
7. Bagian yang ditembus/dilewati
8. Titik hitam atau tanda penyembuhan akibat bedah pengeluaran benda asing dan susunannya
Penatalaksanaan luka, termasuk debridement, penjahitan, pengguntingan rambut, pembalutan, drainase, dan operasi perluasan luka.
Pada korban mati, tidak ada tuntutan dalam mengatasi gawat darurat. Meskipun demikian, tubuhnya dapat saja sudah mengalami perubahan akibat penanganan gawat darurat dari pihak lain. Sebagai tambahan, tubuh bisa berubah akibat perlakuan orang-orang yang mempersiapkan tubuhnya untuk dikirimkan kepada pihak yang bertanggung jawab untuk menerimanya. Di lain pihak, tubuh mungkin sudah dibersihkan, bahkan sudah disiapkan untuk penguburan, luka sudah ditutup dengan lilin atau material lain. Penting untuk mengetahui siapa dan apa yang telah dikerjakannya terhadap tubuh korban, untuk mengetahui gambaran luka
Jarak Tembakan
Efek gas, bubuk mesiu, dan anak peluru terhadap target dapat digunakan dalam keilmuan forensik untuk memperkirakan jarak target dari tembakan dilepaskan. Perkiraan tersebut memiliki kepentingan sebagai berikut : untuk membuktikan atau menyangkal tuntutan; untuk menyatakan atau menyingkirkan kemungkinan bunuh diri; membantu menilai ciri alami luka akibat kecelakaan. Meski kisaran jarak tembak tidak dapat dinilai dengan ketajaman absolut, luka tembak dapat diklasifikasikan sebagai luka tembak jarak dekat, sedang, dan jauh. Seperti yang tertera pada tabel 1. Perlu dicatat bahwa ciri-ciri yang terdapat pada tabel tersebut disebabkan oleh senapan dan pistol, termasuk juga revolver dan pistol otomatis. (1,2,4)
Arah Tembakan
Penggunaan senjata tanpa alur, luka tembak dekat akan memperoleh informasi tentang sudut tembakan karena adanya ilmu ukur, serta ada tidaknya kelim jelaga. Luka tembak yang tepat akan membentuk lubang yang sirkuler serta perubahan warna pada kulit, jika sudut penembakan olique akan mengakibatkan luka tembak berbentuk ellips, panjang luka dihubungkan dengan pengurangan sudut tembak. Senapan akan memproduksi lebih sedikit kotoran, kecuali jika jarak dekat. Petunjuk ini berguna untuk pembanding dengan shotgun. Luka tembak yang disebabkan shotgun dengan sudut olique akan membentuk luka seperti anak tangga. Jaringan juga berperan serta dalam perubahan gambaran luka karena adanya kontraksi otot. Petunjuk lain yang penting untuk menginterpretasikan, yaitu :
1.Jika peluru mengenai lapisan keras tulang atau organ, dimana akan dialihkan arah keluarnya dan lintasan peluru yang terbentuk.
2.Posisi tubuh korban secepatnya dinilai.
Telah dikatakan bahwa, pada saat penembakan ada pada sudut yang benar dari permukaan tubuh, bentuk dari luka akan simetrris dan lingkaran. Tembakan senjata api dengan “Sallow Cone” akan melewati setiap bagian tubuh tapi pada bagian permukaan tangensial tubuh. Posisi yang paling sering ditemukan kemungkinan pada samping dada, dibawah axilla.Jika lengan dinaikkan tidak akan ikut terkena, sebaliknya akan terlihat luka pada dinding dada, dan bagian sisi dalam lengan atas. Daerah lainnya adalah bagian samping wajah, dimana jika terkena tembakan, bagian wajah tersebut akan terkoyak dan kemungkinan telinga akan ikut terkoyak.
Pada dada meskipun penetrasi tembakan minimal kerusakan berat pada pleura dan paru dapat terjadi, dan kematian dapat terjadi karena Hematothorak dengan atau tanpa luka laserasi atau memar pada paru. Ketika bagian kepala terkena, menghancurkan tulang tengkorak atau wajah dan dapat terjadi kerusakan intracranial, meskipun peluru logam tidak menembus kranium. Enapan juga dapat menyebabkan luka tangensial. (1,4)

IDENTIFIKASI LUKA TEMBAK
Luka Tembak Masuk (1,2)
Menembak seseorang dari belakang yang menjauhi anda, dibandingkan dengan menembak seseorang pada dada, pada saat mempertahankan diri anda dari serangan yang bersifat fatal, adalah penting untuk membedakan luka masuk dari luka keluar. Dalam hukum kriminal, membedakan secara tepat, antara kedua hal tersebut, berarti dapat membedakan antara tuntutan pembunuhan tingkat pertama dan kemungkinan hukuman mati atau tindakan mempertahankan diri dan tidak ada tuntutan. Untungnya, aplikasi dari beberapa konsep dasar biasanya akan memperbolehkan diferensiasi akurasi dari luka masuk dan luka keluar.
Ciri luka masuk biasanya dalam bentuk yang berentetan dengan abrasi tepi yang melingkar di sekeliling defek yang dihasilkan oleh peluru. Abrasi tepi tersebut berupa goresan atau lecet pada kulit yang disebabkan oleh peluru ketika menekan masuk ke dalam tubuh. Abrasi tepi dapat bersifat konsentris ataupun eksentris. Ketika ujung peluru melakukan penetrasi ke dalam kulit, maka hal tersebut akan menghasilkan abrasi tepi yang konsentris, yaitu goresan pada kulit berbentuk cincin dengan ketebalan yang sama, oleh karena peluru masuk secara tegak lurus terhadap kulit. Ketika ujung peluru melakukan penetrasi pada kulit dengan membentuk sudut, maka hal ini akan menghasilkan abrasi tepi yang eksentris, yaitu bentuk cincin yang lebih tebal pada satu area. Area yang tebal dari abrasi tepi yang eksentris mengindikasikan arah datangnya peluru. Sebagai tambahan, semakin tebal abrasi tepi, semakin kecil sudut peluru pada saat mengenai kulit.
Luka masuk yang tidak khas berbentuk ireguler dan mungkin memiliki sobekan pada tepi luka. Jenis luka masuk seperti ini biasanya terjadi ketika peluru kehilangan putaran oleh karena menembak di dalam laras senjata. Bahkan dalam perjalananya dengan terpilin, peluru bergerak secara terhuyung ketika menabrak kulit sehingga sering memberikan gambaran bentuk D pada luka. Luka masuk yang tidak khas dapat disebabkan oleh senjata yang tidak berfungsi baik atau oleh karena amunisi yang rusak, tetapi lebih sering dihasilkan dari peluru jenis Ricochets atau peluru yang mengenai benda lain terlebih dulu, seperti jendela yang bergerak otomatis, sebelum mengena tubuh. Kecepatan peluru teredam setelah mengena media perantara, hal ini yang menyebabkan terbentuknya abrasi tepi yang tidak khas pada luka tembak masuk, ketika peluru mengena kulit. Jenis lain dari luka masuk yang tidak khas terjadi ketika mulut senjata api mengalami kontak langsung dengan kulit di atas permukaan tulang, seperti pada tulang tengkorak atau sternum. Ketika senjata ditembakkan, maka hal ini akan menghentikan gas secara langsung dari mulut senjata ke dalam luka di sekitar peluru. Gas akan mengalami penetrasi ke dalam jaringan subkutan, dimana gas tersebut meluas sehingga menyebabkan kulit di sekitar luka tembak masuk menjadi meregang dan robek. Luka robek atau laserasi menyebar dari bagian tengah dengan memberikan defek berbentuk stellata atau penampakan seperti bintang.Luka tembak masuk dapat dibedakan lagi, yaitu :
1. Luka tembak masuk jarak jauh.
Luka tembak masuk ini dibentuk oleh komponen anak peluru.
2. Luka tembak masuk jarak dekat.
Luka tembak masuk ini dibentuk oleh komponen anak peluru dan butir-butir mesin yang tidak habis terbakar.
3. Luka tembak masuk jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit. Dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesin, jelaga dan panas api.
Pada saat seseorang melepaskan tembakan dan kebetulan mengenai sasaran yaitu tubuh korban, maka pada tubuh korban, maka pada tubuh korban tersebut akan didapatkan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai unsur atau komponen yang keluar dari laras senjata api tersebut .

Luka Tembak Keluar
Ketika luka tembak mengenai tubuh, dapat menghasilkan luka tembak keluar. Ketika senjata caliber kecil mengenai tubuh, energi sisa pada tiap peluru biasanya tidak cukup untuk menembus. Luka pada ekstremitas, leher dan kepala akan mudah untuk dilalui. Jarak juga dapat mempengaruhi efek luka tembak keluar. (4)
Peluru yang berhasil melewati tubuh akan keluar dan menghasilkan luka tembak keluar. Biasanya karakteristik luka berbeda dengan luka tembak masuk. Bentuknya tidak sirkular melainkan bervariasi dari seperti celah (slitlike), seperti bintang, iregular, atau berjarak (gaping). Bentuk luka tembak keluar tidak dapat di prediksi. Latar belakang variasi bentuknya adalah sebagai berikut:
1. Anak peluru terpental dari dalam tubuh sehingga keluar dari tempatnya masuk
2. Anak peluru mengalami perubahan bentuk selama melewati tubuh sehingga memberi bentuk iregular saat keluar.
3. Anak peluru hancur di dalam tubuh, sehingga keluar tidak dalam 1 kesatuan melainkan dalam potongan-potongan kecil. Jika memiliki jaket, maka jaket dapat terpisah komplit atau sebagian.
4. Anak peluru yang mengenai tulang atau tulang rawan, dapat membuat fragmen tulang tersebut ikut terlontar keluar bersama anak peluru.
5. Anak peluru yang melewati kulit yang tidak ditopang oleh struktur anatomi apapun akan membuat kulit tersebut koyak, hal ini sedikit berhubungan dengan bentuk anak peluru yang menyebabkannya.
Luka tembak keluar akan meghasilkan gambaran acak atau tdak teratur, tergantung pada struktur anatominya serta tulang dan jaringan, khasnya bergerigi,laserasi yang tidak teratur dengan sisi luar yang membuka dan kemungkinan fraktur komunitf. Luka tembak pada dada dan perut selalu sulit keluar karena adanya hambatan yang cukup besar. Tidak adanya penahan pada kulit akan menyebabkan anak peluru mengoyak kulit pada saat keluar. Dalam beberapa keadaan dimana kulit memiliki penahan, maka bentuk luka tembak sirkular atau mendekati mendekati sirkular yang disekelilingnya dibatasi oleh abrasi.
Teka-teki ilmiah forensik klasik membedakan luka tembak masuk dan luka tembak keluar. Luka tembak masuk dan luka tembak keluar sulit dibedakan apabila pada luka tembak luar terdapat penahan kulit, pada luka tembak masuk terdapat pakaian yang menghalangi residu lain, senjata yang digunakan kaliber kecil (kaliber 22), dan tulang tidak langsung berada di bawah kulit.
Luka tembak luar bentuk shored umumnya ditemukan pada pemakaian pakaian, pada posisi bagian tubuh tertentu seperti pakaian yang sangat ketat, bagian ikat pinggang dari celana panjang, celana pendek, atau celana dalam, bra, kerah baju, dan dasi. Luka jenis sama juga terjadi karena bagian tangan menahan tempat keluar anak peluru kemudian posisi pasien tiduran, duduk, atau menempel pada objek yang keras. Tidak semua anak peluru dapat keluar dari tubuh. Terdapat banyak tulang dan jaringan padat yang dapat menghalangi lewatnya peluru. Peluru jarang dapat dihentikan oleh tulang, terutama tulang-tulang yang tipis seperti skapula dan ileum atau bagian tipis dari tenglorak. Kebanyakan anak peluru masuk ke dalam tubuh dan menghabiskan energi kinetiknya di kulit. Kulit adalah penghalang kedua yang paling menghalangi lewatnya anak peluru. Anak peluru yang mengenai lokasi yang tidak biasa dapat menyebabkan luka dan kematian tetapi luka tembak masuk akan sangat sulit untuk ditemukan. Contohnya telinga, cuping hidung, mulut, ketiak, vagina, dan rektum. (8)


KLASIFIKASI LUKA TEMBAK
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa luka tembak terdiri atas luka tembak masuk dan luka tembak keluar. Namun di sini, akan dijelaskan karakteristiknya masing-masing, yaitu :
A. Luka Tembak Masuk
1. Luka tembak tempel (kontak)
Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa pembakaran bubuk mesiu saat tembakan terjadi menghasilkan sejumlah besar gas. Gas inilah yang mendorong anak peluru keluar dari selongsongnya, dan selanjutnya menimbulkan suara yang keras. Gas tersebut sangat panas dan kemungkinan tampak seperti kilatan cahaya, yang jelas pada malam hari atau ruangan yang gelap.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi bentuk luka yaitu hasil kombinasi antara gas dan anak peluru: (1) sejumlah gas yang diproduksi oleh pembakaran bubuk mesiu; (2) efektivitas pelindung antara kulit dan anak peluru; dan (3) ada tidaknya tulang dibawah jaringan yang terkena tembakan. Faktor pertama, jumlah gas yang diproduksi oleh bubuk mesiu yang terbakar memilik hubungan dengan kecepatan melontar senjata. Secara jelas dapat dikatakan dengan meningkatkan kecepatan melontar berarti juga meningkatkan kecepatan anak peluru. Meningkatnya jumlah gas yang diproduksi merupakan suatu prinsip untuk meningkatkan dorongan terhadap anak peluru. Faktor kedua yang berpengaruh terhadap efektifitas pelindung antara kulit dan anak peluru. Makin efisien pelindung tersebut makin banyak gas yang gagal ditiupkan di sekitar moncong senjata sehingga makin banyak gas yang dapat ditemukan di jaringan tubuh. Faktor terakhir adalah keberadaan lapisan tulang dalam jarak yang dekat di bawah kulit yang dapat dibuktikan menjadi pembatas terhadap penetrasi yang masif dan ekspansi gas menuju jaringan yang lebih dalam.
Ketika senjata ditembakkan dengan menempel pada kulit, gambaran akan tampak bermacam-macam tergantung apakah moncong senjata ditekan ke permukaan kulit sehingga melekat erat, atau apakah tidak menempel pada kulit. Gambaran akan tampak beda jika terdapat pakaian diantara moncong senjata dan kulit. Pada jaringan lunak, seperti ekstremitas, abdomen, dan juga dada, luka akan tampak kecil dan sirkuler. Akan ada pembakaran dan penghitaman pada dinding luka,. Jika antara moncong senjata denga kulit menempel kuat akan ada sedikit bahkan tidak ada nyala api dan debu, kecuali kalau pakaian menutupinya. Dalam luka, pada jaringan akan ada beberapa bintilk-bintik kotoran dengan jelaga atau partikel-partikel amunisi. Kebanyakan amunisi senjata tampak bersih, dibandingkan dengan peluru senjata api sehingga jelaga bias tidak ditemukan.Biasanya hyperemia terdapat disebelah luar cetakan diameter moncong senjata, dan karbon monoksida akan diserap oleh Hemoglobin dan Mioglobin disekitar kulit luka dan pada bekas yang lebih dalam. Kemungkinan akan ada luka memar yang kadang meluas meskipun bentuknya tidak simetris dan jarang. Perluasan jaringan karena gas yang masuk memaksa kulit lebih keras melawan ujung laras, dan jejak moncong senjata mungkin akan terbentuk. Jika luka tempel di atas tulang terutama tulang tengkorak, terjadi fenomena yan sama dengan luka senjata api. Tampak gambaran linier atau seperti bintang.
Pada umumnya luka tembak masuk kontak adalah merupakan perbuatan bunuh diri. Cara yang biasa dilakukan:
- Ujung laras ditempelkan pada kulit dengan satu tangan menarik alat penarik senjata.
- Adakalanya tangan yang lain memegang laras supaya tidak bergerak dan tidak miring.
Sasarannya, yaitu :
- Daerah temporal
- Dahi sampai occiput
- Dalam mulut, telinga, wajah dibawah dagu dengan arah yang menuju otak.
Luka pada kulit tidak bulat, tetapi berbentuk bintang dan sering ditemukan cetakan/jejas ujung laras daun mata pejera. Terjadinya luka berbentuk bintang disebabkan karena ujung laras ditempelkan keras pada kulit, maka seluruh gas masuk kedalam dan akan keluar melalui lubang anak peluru. Desakan keluar ini menembakkan cetakan laras dan robeknya kulit. Bila korban menggunakan senjata api dengan picu, maka picu akan menimbulkan luka lecet pada kulit antara ibu jari dan jari telunjuk. Luka lecet ini dinamakan schot hand.
Pada tembakan tempel di kepala, sisa mesiu yang ikut menembus kulit, dapat dicari antara kulit dengan tulang kepala (tabula eksterna), dan antara tulang kepala dengan selaput otak keras (tabula interna). (2,5,9)

2. Luka tembak jarak dekat
Tanda luka tembak dengan jarak senjata ke kulit hanya beberapa inci adalah adanya kelim jelaga disekitar tempat masuk anak peluru. Luasnya kelim jelaga tergantung kepada jumlah gas yang dihasilkan, luasnya bubuk mesiu yang terbakar, jumlah grafit yang dipakai untuk menyelimuti bubuk mesiu. Pada luka tembak jarak dekat, bubuk mesiu bebas dapat ditemukan didalam atau di sekitar tepi luka dan disepanjang saluran luka. Kelim tato yang biasa tampak pada luka jarak sedang, tidak tampak pada luka jarak pendek kemungkina karena efek penapisan oleh jelaga
Pada luka tembak jarak dekat, sejumlah gas yang dilepaskan membakar kulit secara langsung. Area disekitarnya yang ikut terbakar dapat terlihat. Terbakarnya rambut pada area tersebut dapat saja terjadi, namun jarang diperhatikan karena sifat rambut terbakar yang rapuh sehingga patah dan mudah diterbangkan sehingga tidak ditemukan kembali saat dilakukan pemeriksaan. Rambut terbakar dapat ditemukan pada luka yang disebabkan senjata apapun.
Pada umumnya luka tembak masuk jarak dekat ini disebabkan oleh peristiwa pembunuhan, sedangkan untuk bunuh diri biasanya ditemukan tanda-tanda schot hand. Jarak dekat disini diartikan tembakan dari suatu jarak dimana pada sekitar luka tembak masuk masih didapatkan sisa-sisa mesiu yang habis terbakar. Jarak ini tergantung:
- Jenis senjata, laras panjang atau pendek
- Jenis mesiu, mesiu hitam atau smokeless
Tanda utama adalah adanya kelim tato yang disebabkan oleh bubuk mesiu yang tidak terbakar yang terbang kearah kulit korban. Disekitar zona tato terdapat zona kecil berwarna magenta. Adanya tumbukan berkecepatan tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil dan menghasilkan perdarahan kecil.Bentuk tato memberikan petunjuk mengenai tipe bubuk mesiu yang digunakan. Serpihan mesiu menyebabkan tato dengan bentuk yang beraneka ragam, tergantung bagaimana masing-masing mesiu membentur kulit dengan bentuk pipih pada tepinya. Gumpalan mesiu, berbentuk bulat atau bulat telur, menyebabkan tato bentuk bintik-bintik atau titik-titik. Karena bentuk gumpalan lebih kecil dari bentuk serpihan sehingga daerah berkelim tato pada gumpalan lebih halus.
Luas area tato menunjukkan jarak tembak. Makin besar jarak tersebut, makin besar area, namun semakin halus. Metode pengukuran luas yang umum dipakai adalah dengan mengukur dua koordinat, potongan longitudinal dan transversal. Untuk kemudian dibuat luka percobaan, dengan menggunakan senjata yang sama, amunisis yang sama, kondisi lingkungan yang sama dengan hasil luka terlihat yang sama persis dengan korban, dapat di ukur jarak tembak. (2,5,9)

4. Luka tembak jarak jauh
Tidak ada bubuk mesiu maupun gas yang bisa terbawa hingga jarak jauh. Hanya anak peluru yang dapat terlontar memebihi beberapa kaki. Sehingga luka yang ada disebabkan oleh anak peluru saja. Terdapat beberapa karakteristik luka yang dapat dinilai. Umumnya luka berbentuk sirkular atau mendekati sirkular.Tepi luka compang-camping. Jika anak peluru berjalan dengan gaya non-perpendikular maka tepi compang-camping tersebut akan melebar pada salah satu sisi. Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan arah anak peluru.
Pada luka tembak masuk jarak jauh memberi arti yang besar terhadap pengusutan perkara. Hal ini karena luka jenis ini menyingkirkan kemungkinan penembakan terhadap diri sendiri, baik sengaja tau tidak. Terdapat 4 pengecualian, yaitu (1) Senjata telah di set sedemikian rupa sehingga dapat di tembakkan sendiri oleh korban dari jarak jauh; (2) kesalahan hasil pemeriksaan karena bentuk luka tembak tempel yang mirip luka tembak jarak jauh; (3) Kesulitan interpretasi karena adanya pakaian yang menghalangi jelaga atau bubuk mesiu mencapai kulit; dan (4) Jelaga atau bubuk mesiu telah tersingkir. Hal tersebut terjadi bila tidak ada pengetahuan pemeriksa dan dapat berakibat serius terhadap penyelidikan.
Pada luka tembak masuk jarak jauh ini, yang mengenai sasaran hanyalah anak peluru saja. Sedangkan partikel lainnya tidak didapatkan. Pada luka tembak jarak jauh ini hanya ditemukan luka bersih dengan contusio ring. Pada arah tembakan tegak lurus permukaan sasaran (tangensial) bentuk contusio ringnya konsentris, bundar. Sedangkan pada tembakan miring bentuk contusio ringnya oval.
Luka tembak pada jaringan lunak sukar dibedakan antara inshoot dan outshoot, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis, untuk mencari adanya pigmen mesiu, jelaga, minyak senjata atau adanya serat pakaian yang ikut masuk kedalam luka. (2,5,9)
B. Luka Tembak Keluar (Luka Tembus)
Luka tembak keluar ini ialah bahwa setelah peluru membuat luka tembak masuk dan saluran luka tembakan maka akhirnya peluru akan mengenai kulit lagi dari sebelah dalam dan kulit terdorong ke luar. Kalau batas kekenyalan kulit dilampaui, maka kulit dari dalam menjadi robek dan akhirnya timbul suatu lubang luka baru lagi, dan luka baru inilah yang dinamakan luka tembak keluar. (1)
Jika sebuah peluru setelah membuat lubang luka tembakan masuk dan mengenai tulang (benda keras), maka bentuk dari pada peluru tadi menjadi berubah. Tulang-tulang yang kena peluru tadi akan menjadi patah pecah atau kadang-kadang remuk. Akibatnya waktu peluru menembus terus dan membuat lubang luka tembak keluar, tidak hanya peluru yang berubah bentuknya, tapi juga diikuti oleh pecahan-pecahan tulang tadi oleh karena ikut terlempar karena dorongan dari peluru. Tulang-tulang inipun kadang-kadang mempunyai kekuatan menembus juga. Kejadian inilah yang mengakibatkan luka tembakan keluar yang besar dan lebar, sedangkan bentuknya tidak tertentu. Sering kali besar luka tembak keluar berlipat ganda dari pada besarnya luka tembakan masuk. Misalnya saja luka tembakan masuk beserta contusio ring sebesar kira-kira 8 mm dan luka tembakan keluar sebesar uang logam. Berdasarkan ukurannya maka ada beberapa kemungkinan, yaitu:
1. Bila luka tembak keluar ukurannya lebih besar dari luka tembak masuk, maka biasanya sebelum keluar anak peluru telah mengenai tulang hingga berpecahan dan beberapa serpihannya ikut keluar. Serpihan tulang ini bisa menjadi peluru baru yang membuat luka keluar menjadi lebih lebar.
2. Bila luka tembak keluar ukurannya sama dengan luka tembak masuk, maka hal ini didapatkan bila anak peluru hanya mengenai jaringan lunak tubuh dan daya tembus waktu keluar dari kulit masih cukup besar.

PENGUTARAAN JARAK TEMBAK DALAM VISUM ET REPERTUM
Bila pada tubuh korban terdapat luka tembak masuk dan tampak jelas adanya jejas laras, kelim api, kelim jelaga atau tato; maka perkiraan atau penentuan jarak tembak tidak sulit. Kesulitan baru timbul bila tidak ada kelim-kelim tersebut selain kelim lecet. Bila ada kelim jelaga, berarti korban ditembak dari jarak dekat, maksimal 30 cm. Bila ada kelim tato, berarti korban ditembak dari jarak dekat, maksimal 60 cm, dan seterusnya. Bila hanya ada kelim lecet, cara pengutaraannya adalah sebagai berikut: “ Berdasarkan sifat lukanya luka tembak tersebut merupakan luka tembak jarak jauh“, ini mengandung arti :. -Memang korban ditembak dari jarak jauh, yang berarti diluar jangkauan atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar.
-Korban ditembak dari jarak dekat atau sangat dekat, akan tetapi antara korban dengan moncong senjata ada penghalang; seperti bantal dan lain sebagainya. (1,2)
Bila ada kelim api, berarti korban ditembak dari jarak yang sangat dekat sekali, yaitu maksimal 15 cm (Idris, 1997). Menurut hadikusumo (1998), luka tembak tempel bentuknya seperti bintang, dengan gambaran bundaran laras senjata api dengan tambahan gambaran vizierkorrel (pejera, foresight) akibat panasnya mulut laras. Bila larasnya menempel pada kulit, gas peluru ikut masuk ke dalam luka, dan berusaha menjebol keluar lagi lewat jaringan disekitar luka. Sementara luka tembak jarak dekat ada sisa mesiu yang menempel pada daerah sekitar luka. Gambaran mesiu ini tergantung jenis senjata dan panjang laras. Mesiu hitam lebih jauh jangkauannya dari pada mesiu tanpa asap. Sedangkan luka tembak jarak jauh, luka bersih dengan cincin kontusio, pada arah tembakan tegak lurus permukaan sasaran bentuk cincin kontusionya konsentris dan bundar. (1,2)
PEMERIKSAAN KHUSUS PADA LUKA TEMBAK
Pada beberapa keadaan, pemeriksaan terhadap luka tembak masuk sering dipersulit oleh adanya pengotoran oleh darah, sehingga pemeriksaan tidak dapat dilakukan dengan baik, akibat penafsiran atau kesimpulan mungkin sekali tidak tepat. Untuk menghadapi penyulit pada pemeriksaan tersebut dapat dilakukan prosedur sebagai berikut: Luka tembak dibersihkan dengan hidrogen perokside (3% by volume). Setelah 2-3 menit luka tersebut dicuci dengan air, untuk membersihkan busa yang terjadi dan membersihkan darah. Dengan pemberian hidrogen perokside tadi, luka tembak akan bersih, dan tampak jelas, sehingga diskripsi dari luka dapat dilakukan dengan akurat. Selain secara makroskopik, yaitu dengan karakteristik pada luka tembak masuk, tidak jarang diperlukan pemeriksaan khusus untuk menentukan secara pasti bahwa luka tersebut luka tembak masuk; ini disebabkan oleh karena tidak selamanya luka tembak masuk memperlihatkan ciri-ciri yang jelas. Adapun pemeriksaan khusus yang dimaksud adalah: pemeriksaan mikroskopik, pemeriksaan kimiawi, dan pemeriksaan radiologik
1. Pemeriksaan Mikroskopik
Perubahan mikroskopis yang tampak diakibatkan oleh dua faktor, yaitu akibat trauma mekanis dan termis. (1,2)
Luka tembak tempel dan luka tembak jarak dekat :
• Kompresi ephitel,di sekitar luka tampak epithel yang normal dan yang mengalami kompresi,elongasi,dan menjadi pipihnya sel-sel epidermal serta elongasi dari inti sel,
• Distorsi dari sel epidermis di tepi luka yang dapat bercampur dengan butir-butir mesiu.
• Epitel mengalami nekrose koagulatif,epitel sembab,vakuolisasi sel-sel basal,
• Akibat panas, jaringan kolagen menyatu dengan pewarnaan HE, akan lebih banyak mengambil warna biru (basofilik staining)
• Tampak perdarahan yang masih baru dalam epidermis (kelainan ini paling dominan), dan adanyabutir-butir mesiu
• Sel-sel pada dermis intinya mengkerut, vakuolisasi dan pignotik
• Butir-butir mesiu tampak sebagai benda tidak beraturan, berwarna hitam atau hitam kecoklatan
• Pada luka tembak tempel “hard contact” permukaan kulit sekitar luka tidak terdapat butir-butir mesiu atau hanya sedikit sekali, butir-butir mesiu akan tampak banyak dilapisan bawahnya, khususnya disepanjang tepi saluran luka
• Pada luka tembak tempel “soft contact” butir-butir mesiu terdapat pada kulit dan jaringan dibawah kulit.
• Pada luka tembak jarak dekat, butir-butir mesiu terutama terdapat pada permukaan kulit, hanya sedikit yang ada pada lapisan-lapisan kulit
2. Pemeriksaan Kimiawi
Pada “black gun powder” dapat ditemukan kalium, karbon, nitrit, nitrat, sulfis, sulfat, karbonat, tiosianat dan tiosulfat. ,Pada “smokeles gun powder” dapat ditemukan nitrit dan selulosa nitrat. Pada senjata api yang modern, unsur kimia yang dapat ditemukan ialah timah, barium, antimon, dan merkuri.Unsur-unsur kimia yang berasal dari laras senjata dan dari peluru sendiri dapat di temukan ialah timah, antimon, nikel, tembaga, bismut perak dan thalium. Pemeriksaan atas unsur-unsur tersebut dapat dilakukan terhadap pakaian, didalam atau di sekitar luka. Pada pelaku penembakan, unsur-unsur tersebut dapat dideteksi pada tangan yang menggenggam senjata. (1,2)
3.Pemeriksaan dengan Sinar-X
Pemeriksaan foto roentgen pada luka tembak kurang bermanfaat. Ada beberapa alasan penggunaan fotot roentgen yakni:
1. Untuk mengetahui lokasi peluru.
2. Untuk mengetahui lokasi pecahan peluru. Meskipun luka tembaknya merupakan luka tembak terbuka, peluru mungkin pecah dan berada dalam tubuh.
3. Untuk mengetahui saluran peluru.
4. Untuk mengetahui defek pada tulang.
5. Untuk mengetahui adanya emboli udara berkaitan dengan adanya bahaya pada pembuluh darah yang besar akibat peluru.
6. Sebagai bukti tertulis bahwa tubuh korban telah diperiksa dan adanya luka akibat peluru.
7. Untuk menyingkirkan adanya peluru dalam tubuh.
Radiografi dapat juga digunakan pada pasien hidup untuk menentukan beberapa karakteristik adanya peluru dalam tubuh. Terdapat masalah yang tidak diharapkan saat radiografi digunakan sebagai pemeriksaan rutin untuk memeriksa luka tembak.
Foto rontgen dapat menyatakan ada peluru yang mungkin tidak berhubungan dengan penembakan yang sedang diselidiki. Yang kedua, kaliber dari peluru tidak dapat ditentukan dengan tepat dengan menggunakan foto rontgen. Adanya distorsi dengan menggunakan foto rontgen besar dan tergantung jarak peluru dari film X ray. Sangat sulit memperkirakan kaliber yang tepat dari peluru berdasarkan penampilan peluru di foto rontgen. Pemeriksaan radiografi yang lain kadang-kadang digunakan pada pemeriksaan luka tembak. Ini terdiri dari soft X-rays yang terkadang dinamakan grenz rays.
Pemeriksaan secara radiologik dengan sinar-X ini pada umumnya untuk memudahkan dalam mengetahui letak peluru dalam tubuh korban, demikian pula bila ada partikel-partikel yang tertinggal. Pada “tandem bullet injury” dapat ditemukan dua peluru walaupun luka tembak masuknya hanya satu. Bila pada tubuh korban tampak banyak pellet tersebar, maka dapat dipastikan bahwa korban ditembak dengan senjata jenis “shoot gun” , yang tidak beralur, dimana dalam satu peluru terdiri dari berpuluh pellet. Bila pada tubuh korban tampak satu peluru, maka korban ditembak oleh senjata jenis rifled.
Pada keadaan dimana tubuh korban telah membusuk lanjut atau telah rusak sedemikian rupa, sehingga pemeriksaan sulit, maka dengan pemeriksaan radiologi ini akan dengan mudah menentukan kasusnya, yaitu dengan ditemukannya anak peluru pada foto rongent (Idris, 1997). Pramono (1996) menyatakan luka tembak masuk dilukis dalam keadaan asli atau dibuat foto. Pada luka tembak jarak dekat dibuat percobaan parafin, yang kegunaannya untuk menentukan sisa mesiu pada tangan penembak atau sisa-sisa mesiu sekitar luka tembak untuk jarak dekat. (1,2)

4. Pemeriksaan baju pada korban luka tembak (1,2)
Pemeriksaan korban luka tembak tidak lengkap tanpa pemeriksaan defek baju yang dibuat oleh peluru. Beberapa cara pemeriksaannya :
1. Idealnya baju korban harus dilepaskan tanpa merusak baju tersebut.
2. Untuk mengidentifikasi korban, dapat dicari barang-barang yang ada di saku.
3. Baju harus dilepaskan dari korban, tapi jika hal ini dapat merusak maka dilakukan manipulasi sehingga luka dapat dilihat.
4. Korban yang meninggal, sekarat, dan potensial untuk resusitasi kardiopulmonologi dirawat oleh petugas medis. Berkaitan dengan hal ini, baju koraban harus dipotong atau dirobek.
Pemeriksaan baju pada korban dapat dilakukan dengan menggunakan tehnik yang berbeda. Ini meliputi :
1. Dengan mata telanjang
2. Dengan menggunakan gelas
3. Dengan mikroskop binokular
4. Dengan fotografi inframerah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar