A.Batasan Usia Lanjut
Ada dua terminologi mengenai usia lanjut yaitu yang berdasarakan usia kronologi dan usia biologik. Terminologi biologik sebenarnya yang lebih bernakna dalam penanganan masalah usia lanjut. Secara kronologik perjalanan hidup manusia terdiri dari beberapa masa yaitu :
Masa bayi (0 – 1 tahun)
Pra sekolah (6 – 10 tahun)
Masa puberitas (10 – 20 tahun)
Dewasa muda (20 – 30tahun)
Masa setengah renta (50 – 60 tahun)
Masa usia lanjut (>65 – 74 tahun)
Medium old (74 – 84 tahun)
Tua renta (>84 tahun)
Secara biologik proses penuaan dibagi menjadi 3 fase : yaitu fase pertumbuhan dan pengembangan, fase pematangan (maturasi) dan fase penurunan (karena penuaan).
Berbeda dengan makhluk ciptaan, manusia adalah sejenis makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna serta unik karena dikaruniai daya nalar/akal dan kemampuan otaknya untuk memilih ilmu pengetahuan dan upaya merencanakan atau merekayasa secara sadar perjalanan dan prkembangan hidup dirinya sendiri sebelum Tuhan mengakhiri hayatnya.
Rahmat berupa nikmat, yaitu otak manusia yang terdiri dari tidak kurang 100 miliar sel neuron (saraf) ibarat sebuah mesin komputer berenergi yang tidak pernah berhenti bekerja siang dan malam sejak kita kecil sampai kita tua renta.
Didalam seonggok organ jaringan otak yang beratnya ± 1,5 kg tercatat dan tersimpan berjuta-juta ingatan, kebiasaan bersikap/perilaku, kemampuan berpikir atau nalar, berkeinginan dan kehidupan emosi seperti : marah, malu, ketakutan, rasa senang bahagia, rasa menikmati sesuatu dan lain-lain. Namun demikian kemampuan dan kesempurnaan apapun yang diberikan kepada manusia untuk berupaya mempertahankan hidup selama mungkin, dia tetap dibayangi oleh proses alamiah dari bagian-bagian tubuhnya yang disebut proses menua baik yang telah terprogram secara genetik (teori Genetik Clock) ataupun pengaruh interaksi lingkungan yang berakibat pada mutasi somatik (teori Error Catastrophe). Proses mekanisme biologik berdasarkan kedua konsep teori tersebut, diduga sangat berperan, karena adanya perbedaan lamanya harapan hidup masing-masing spesies makhluk hidup.
B.Masalah Medik Lanjut Usia
Proses biologik yang sifatnya menua normal maupun karena Penyakit, akan mempunyai dampak berakibat kemunduran dan disfungsi pada sistem dan subsistem organ tubuh manusia.
Proses penuaan fisik berlangsung sejak lahir dengan kecepatan berbbeda antara masing-masing individu dan tiap-tiap organ tubuh. Kuantitas dan kualitas disfungsi tiap organ akan saling berpengaruh pada sistem faali dan struktur lainnya.
Didalam klinik, problema medik usia lanjut telah ditekuni oleh cabang keilmuan geriatric-gerontology. Hal ini memberikan peluang semakin pesatnya penelitian dan pengelolaan masalah medik usia lanjut seperti : geriatric neurology, psycho geriatric, geriatric Penyakit dalam, tatalaksana pengobatan dan lain-lain. Namun demikian dalam mengelola kasus geriatric, prinsip dasarnya adalah komprehensif interdisiplin ilmu.
BAB.III
PEMBAHASAN
A.Aspek medik dalam masalah usia lanjut dapat berupa sebagai berikut :
1.masalah pernafasan
akibat penuaan usia, membuat perubahan struktur muskuloskeletal dada yang ada hubungan dengan oaru-paru. Secara faali pada orang usia lanjut terjadi peningkatan volume udara residual di dalam saluran udara paling perifer akibat dari disfungsi serabut elastik alveolus dan broncheolus terminal.
Karena kapasitas total paru andalan sifatnya konstan, maka meningkatnya volume udara residual akan berakibat menurunnya udara melalui respirasi maksimal, sehingga mengakibatkan kapasitas vital tidak optimal.
2.Masalah peredaran darah
disini organ jantung dan pembuluh darah memegang peranan penting selain kulitas darahnya sendiri. Pada usia lanjut terjadi penebalan dinding pembuluh (atherosklerotis) dan iregularitas lumen.
Fibrosis otot jantung dan penebalan katup, sehingga akan berpengaruh pada kerja jantung sebagai pemompa darah. Sirkulasi darah sebagai sarana transportasi oksigen keseluruhan organ tubuh akan mengalami gangguan dan sirkulasi darah tersebut akan semakin memburuk bila terdapat hipertensi, dislipidemia, diabetes mellitus dan meningkatnya agregasi darah. Didalam klinik menifestasinya seperti stroke, Penyakit jantung koroner dan hipertensi-artostatik.
3.Masalah Fungsi Kemih
Berkurangnya jumlah sel-sel berbagai organ tubuh akan mengakibatkan kemunduruan kemampuan kapasitas faali ginjal dan berbagai struktur yang terkait dengan kinerja saluran kemih. Dalam kepustakaan, para peneliti menyebutkan bahwa 600.000 sampai 1,2 juta satuan unit fungsional ginjal (nefron) yang terbentuk saat lahir akan bertahan sampai usia 30-40 tahun. Proses menua yang mengakibatkan jumlah nefron menurun, sehingga pada usia 80 tahun tinggal 30-50%. Masalah kemih lainnya adalah pembesaran prostat (beningn prostathypertophy), gangguan berkemih berupa retensio urine dan inkontinensia. Inkontinensia (ngompol) neirogenik terjadi pada usia lanjut karena adanya gangguan fungsional kontrol saraf terhadap kandung kemih
4. Masalah Buang Air Besar / Defeksi
Gangguan defekasi dapat berupa inkontinsia dan retensio alvi. Gangguan berkemih dapat disebabkan adanya subsistem alat pencernaan yang sifatnya perifer dan pada sistem kontrol saraf akibat proses menua atau bersamaan dengan adanya proses Penyakit lainnya.
5.Masalah Kepikunan/Demensia
Pikun / demensia ditandai dengan adanya kemunduruan daya ingat (memory) yang berangsur-angsur semakin berat dan disertai penurunan fungsi seperti psikis, perilaku dan menganggu fungsi sosialnya.
Pikun faali (wajar) yang terjadi pada usia lanjut disebabkan oleh proses degenerasi primer sel-sel neuron dan otak terutama di lobus frontal, temporal dan parietal. Pikun jenis ini disebut sebagai demensia primer. Demensia yang timbul akibat keadaan / Penyakit lain seperti terkena stroke, hepertensi kronik, gangguan metabolik, toksik, terutama otak, infeksi, tumor dan lain-lain disebut sebagai demensia sekunder yang biasanya lebih mudah diobati.
6.Masalah Gangguan Gerak
Gerakan motorik pada usia lanjut umumnya menjadi lebih lebih lamban (hipokinetik). Gangguan ini biasanya di sebabkan timbulnya proses degenerasi pada tingkat muskuloskeletal seperti : atropi otot, HNP, osteoporosis dan munculnya rasa nyeri pada persendian.
Gangguan gerak yang disebabkan oleh gangguan saraf, sering ditemui pada kelumpuhan karena stroke, syndroma dan Penyakit perkinson, attaksia serebeller dan ataxi spinal.
7.Masalah Gangguan Tidur
Patofisiologi tidur diduga mempunyai kaitan erat dengan peran neurotransmitter serotonergik dan adrenergik. Feinberg dkk, dari penelitiannya pendapatkan bahwa gangguan pola tidur pada usia lanjut adalah waktu total tidurnya berkurang, latensi tidur memanjang tetapi lebih sering terbangun.selain itu pada usia lanjut bisa terjadi sleep apnea yaitu terjadi henti napas minimal 10 detik dengan frekwensi 30 kali sepanjang malam atau sedikitnya 5 kali per jam.
Ada tiga jenis sleep apnea yaitu sleep apnea obstruktif, sleep apnea sentral dan kombinasi dari keduanya. Sleep apnea sentral disebabkan karena genagguan fungsi saraf-saraf pernapasan sehingga gagal mengaktifkan saraf diafragma. Sedangkan sleep apnea obstruktif timbul karena adanya kelemahan dari otot-otot lidah dan tenggorokan sehingga menghambat jalan nafas atau adanya adenoid (amandel) yang membesar dan sumbatan lendir.
8.Masalah impotensi
Impotensi adalah ketidakmampuan melakukan hubungan seksual secara adekuat. Adpun faktor-faktor yang menyebabkannya termasuk dalam kelompok faktor organo biologik dan psikososial.
Faktor organobiologik antara lain : gangguan fungsi hormonal (Menopouse, andropouse), gangguan fungsi saraf, aliran darah, metabolik serta adanya Penyakit penyerta yang timbul pada usia lanjut dan penggunaan obat-obatan (obat hipertensi, pnurunan kolesterol, antipsikotik, antikejang, alkohol, tembakau, opiat dan cimetidin).
9.Masalah perubahan seksual
Orang yang semakin menua (menjadi tua) seksual intercourse masih juga membutuhkannya, tidak ada batasan umur tertentu fungsi seksual sesorang terhenti, frekwensi seksual intercourse cenderung menurun secara bertahap tiap tahun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua.
B.Penatalaksanaan Dan Pengobatan
Adapun prinsip pengelolaan masalah medik usia lanjut harus dilaksanakan secara komprehensif interdisiplin ilmu. Selaian itu faktor penyebab masalah harus diteliti secara akurat dan ditentukan adanya hubungan antar fungsi organ / sistem yang terkait. Adalah sangat penting untuk memilih tindakan terapi yang efektif, rendah resiko / efek samping dan terjangkau atau murah. Sedangkan peran dikembangkan pada berbagai tindakan yaitu di keluarga, masyarakat, rumah sakit dan nursing home. Kiat preventif dan promotif perlu dikembangkan bukan dilakukan untuk mencegah tambahnya usia, tetapi guna meminimalkan kemunduran fungsi organ dan mencegah komplikasi morbiditas dan handicap (hambatan subjektif yahg dirasakan lansia untuk melakukan aktivitas sosial sehari-hari). Pengembangan program aktivitas psikososial sangat penting dalam menjaga kualitas hidup sebagai individu dan anggota masyarakat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
AsuhanKeperawatan Pada Klien Dengan Skoliosis 1. Pengertian Skoliosis adalah lengkungan atau kurvatura lateral pada tulang belakang akibat r...
-
PENDAHULUAN Susunan somatomotorik ialah susunan saraf yang mengurus hal yang berhubungan dengan gerakan otot-otot skeletal. Susunan itu terd...
-
Protrusi diskus intervertebralis atau biasa disebut hernia nukleus pulposus (HNP) adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan nukleus pul...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar